10 Cara Mempersiapkan Anak agar Siap Masuk Pesantren. Sebelum mendaftarkan pesantren, siapkan ini dulu yuk, Bun.
Mengharapkan seorang anak yang dapat menjalani pendidikan sebagai santri mungkin menjadi kebanggaan bagi kebanyakan orangtua. Terlebih jika sang anak berhasil menjadi santri dari pesantren ternama seperti salah satunya Pondok Pesantren Modern Gontor.
Meski banyak harapan orangtua seperti itu, nyatanya tak semua anak mampu mewujudkannya. Banyak orangtua yang masih memaksakan kehendak anak dalam melanjutkan pendidikan dengan mondok di pesantren.
Padahal, tak perlu dipaksa dengan berbagai jurus rayu, Bun. Bunda hanya perlu mempersiapkan cara-cara berikut ini agar anak siap masuk pesantren tanpa adanya paksaan. Apa saja ya kira-kira?
1. Utamakan niat dan doa
Sesuatu yang dipaksakan memang tak baik, bukan? Hal ini juga berlaku apabila Bunda memaksa anak untuk mondok di pesantren. Meskipun niat kita sebagai orangtua baik, namun kesiapan anak adalah yang utama, Bun.
Jadi sebelum mendaftarkan anak masuk pesantren, utamakan niat anak sudah sejalan dengan niat Bunda dan Ayah dalam memasukannya ke pesantren. Jika niat kedua belah pihak sudah sejalan, selanjutnya iringi dengan doa agar anak semakin memantapkan dirinya.
2. Bicarakan pada anak
Jika ingin memasukan anak ke pesantren, kuncinya adalah adanya komunikasi dua arah antara anak dan orangtua. Sebab yang akan berada di pesantren adalah anak, jadi penting untuk bicara dengan mereka, Bun.
Ajak anak berdisuksi masalah jenjang sekolah mereka selanjutnya dari hati ke hati dan dalam kondisi yang santai. Jika begini, maka baik Bunda atau anak akan lebih berpikir jernih tanpa adanya emosi pemaksaan satu sama lain.
Bicarakan senyaman mungkin dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak. Lebih baik lagi jika Bunda sudah mempunyai catatan rekomendasi pesantren yang nantinya akan ia jalani. Tujuannya adalah agar mereka memiliki gambaran akan tempat belajarnya nanti.
3. Ajak anak ikut memilih
Jika niat sudah dikantongi, selanjutnya biarkan anak menentukan pilihannya sendiri. Tak masalah jika Bunda sebelumnya sudah menentukan pilihan, namun tetap ikut sertakan anak dalam memilih tempat yang akan ia jalani untuk menimba ilmu.
Dengan diajak memilih pesantren, besar harapan anak mampu menjalani studi di pesantren dengan baik dan mudah menyatu karena sudah punya perasaan nyaman dengan pesantren pilihannya. Kalau sudah enjoy, bukan nggak mungkin kalau nantinya mereka bakal punya prestasi.
4. Bangun urgensi dalam diri anak
Kebanyakan anak akan bertanya, mengapa dirinya harus dimasukan ke pesantren? Pertnyaan inilah yang harus bisa Bunda jawab dengan membangun urgensi dalam dirinya mengapa ia harus melanjutkan pendidikan di pesantren.
Bunda bisa memberikan alasan-alasan logis untuk meyakinkan anak agar bersemangat sekolah di sana, serta memberi tahu pentingnya belajar di pesantren untuk kehidupannya. Jika sudah bisa meyakinkan anak, bukan tak mudah bagi mereka dalam memeprtimbangkannya, kan?
5. Mulai berlatih hidup seperti di pesantren
Agar anak tak kaget saat menjalani kehidupan barunya di pondok pesantren nanti, Bunda bisa melatihnya sejak awal di rumah untuk membiasakan dirinya.
Sama seperti sekolah formal pada umumnya, pesantren juga nantinya akan memiliki banyak kegiatan setiap harinya. Bunda bisa melatih dengan membuat atura-aturan yang dibuat mirip dengan pesantren.
Misalnya saja nggak memberikan anak gadget atau menonton televisi, mengajak anak untuk salat tepat waktu, mengaji secara teratur, serta terbiasa hidup disiplin dan rapih setiap harinya.
Langkah awal, Bunda bisa membiasakan anak untuk bangun pagi dan salat subuh berjamaah. Langkah ini bisa menjadi cara awal agar anak terbiasa menjalankan kebiasaan baik ini di pesantren nanti. Meski tak mudah, kuncinya adalah sabar dan ingat jangan memaksa anak ya, Bun.
6. Jadikan pesantren sebagai reward atas prestasi mereka
Masih banyak orangtua yang menganut kebiasaan zaman dulu yaitu menjadikan pesantren sebagai alat menakuti anak yang dianggap nakal atau tak mau mendengarkan apa perkataan orangtua. Seperti berkata, "Kalau kamu nakal atau nggak nurut, nanti Bunda masukkan ke pesantren ya!"
Hal ini membuat pesantres dipandang negatif bagi banyak anak-anak, mereka beranggapan pesantren adalah tempat pembuangan anak nakal dan tak menurut perkataan orangtua.
Untuk mempersiapkan mental anak sebelum pesantren, Bunda harus bisa membalikkan persepsi dan stigma zaman dulu tadi ya! Sebaiknya Bunda menjadikan pesantren sebagai reward atau hadiah atas pencapaian prestasi anak.
Misal saat anak naik kelas dan berhasil mendapat pesantren ternama, Bunda bisa mengatakan, "Alhamdulillah anak Bunda pintar bisa masuk pesantren ternama. pesantren itu tempat berkumpulnya orang pintar lho."
Jika orangtua sudah memberikan padangan positif bagi anak sedari dini, maka anak akan lebih semangar untuk meuwjudkan harapan orangtua untuk emnjadi seorang santri. Dicoba pelan-pelan yuk, Bun.
7. Berikan gambaran dengan menonton seputar santri
Saat ini hampir semua pesantren khususnya yang bermazhab Gontor memiliki YouTube channel sendiri untuk mengunggah berbagai kegiatan yang biasa dilakukan para santri setiap harinya.
Dari adanya unggahan dari berbagai pesantren itu, bisa lho Bunda jadikan gambar agar anak mengetahui bagaimana gambaran para santri dalam meniba ilmu di dalam pesantren. Ajak anak untuk menonton bersama pada pesantren pilihan Bunda atau dirinya.
Sebagai anak generasi millennial, tak heran jika nantinya anak akan terinspirasi untuk melanjutkan sekolahnya di pesantren lantaran video-video yang ia saksikan di channel YouTube pesantren. Sudah coba, Bun ?
8. Coba ikut program persiapan masuk pesantren
Memiliki anak yang hidup di era serba teknologi membuat orangtua merasa khawatir akan paparan pengaruh negatif dari sosial media. Maka salah satu cara yang bisa Bunda lakukan dalam menumbuhkan semangat belajar anak di pesantren adalah dengan berbagai cara positif.
Misalnya dengan mengajak anak untuk mengisi waktu luangnya dengan melakukan kegiatan produktif eduktif dan motivatif yang berhubungan dengan persiapan masuk pesantren, misalnya mengaji atau mendengarkan kultum dari gadgetnya.
Jadi tak melulu bermain, gadget juga bisa dimanfaatkan untuk hal-hal positif kok, Bun. Selain itu, Bunda juga bisa mengikutkan anak dalam program persiapan masuk pesantren, istilahnya les terlebih dahulu.
Dengan begitu, anak akan lebih siap dan mengetahui gambaran lebih jelas bagaimana nantinya ia dalam menimba ilmu di pesantren. Persiapkan sedari dini yuk, Bun.
9. Kenali hobi anak
Di usia perkembangannya yang semakin menginjak usia remaja, anak tentu memiliki hobo yang membuatnya merasa nyaman untuk mengerjakan kegiatan tersebut.
Sebagai orangtua, penting bagi kita untuk mengetahui hobi atau kesukaan anak. Dari sini, Bunda bisa mencari info di pesantren yang akan dipilih ada kegiatan ekstrakulikuler yang berhubungan dengan hobinya tersebut atau tidak.
Jika tersedia, ini menjadi pintu masuk yang baik untuk membangun semangat anak dalam bersekolah di pesantren. Sebab tak melulu belajar seputar agama, pesantren juga menyediakan pendidikan formal layaknya siswa lain yang dilengkapi dengan berbagai ekstrakulikuler pilihan.
10. Ikhlas
Meski kunci satu ini tak dipelajari dalam sekolah, namun ikhlas menjadi pembelajaran penting yang sudah diajarkan ditanamkan pada anak sejak keci. Jika cara-cara di atas sudah dijalani, langkah terakhir adalah Bunda dan anak harus ikhlas.
Meski berat, tetapi jika dibiasakan dan dilakukan bersama maka akan terasa mudah. Jika anak sudah sepenuhnya siap, maka Bunda juga perlu siap melepasnya mondok di pesantren selama beberapa tahun ke depan.
Agar anak tak mundur dengan pilihannya untuk melanjutkan sekolah di pesantren, maka Bunda dan Ayah harus lebih dulu ikhlas dalam melepas mereka melanjutkan pendidikan. Maka jika cara ini sudah dilalui, insya Allah anak akan dipermudah dalam mengukir prestasi di pesantren nanti.
Nah, itu dia cara-cara mempersiapkan agar anak siap masuk pesantren yang bisa Bunda lakukan. Kuncinya adalah sabar dan jangan patah semangat dalam menyiapkan mentalnya ya, Bun.
Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Bun.

Post a Comment